salam ukhwah (=

Love


Cintakan bunga.....bunga kan layu
Cintakan manusia....manusia kan mati
Cintakan dunia....dunia kau tinggalkan pergi
Cintakan Ilahi....CINTA SEJATI

Katakanlah (Wahai Muhammad): "Jika benar kamu mencintai Allah maka ikutilah daku, nescaya Allah mencintai kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu, dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (Ali Imran: 31)

Hidupkan kami dalam cinta itu
Matikan kami dalam cinta itu
Pulangkan kami dengan cinta itu
Ke pangkuan-Mu. . . . .


Surat ini kutujukan untuk diriku
sendiri serta sahabat-sahabat
tercintaku yang insyaAllah tetap
mencintai Allah dan RasulNya di atas
segalanya, kerana hanya
cinta itu yang dapat mengalahkan
segalanya, cinta hakiki yang membuat
manusia melihat segalanya dari sudut
pandangan yang berbeza, lebih bermakna
dan indah.



Surat ini kutujukan untuk hatiku dan
hati sahabat-sahabat tercintaku yang
kerap kali terisi oleh cinta selain
dariNya,
yang mudah sekali terlena
oleh indahnya dunia, yang terkadang
melakukan segalanya bukan keranaNya,
lalu di ruang hatinya
yang kelam merasa senang jika dilihat
dan dipuji orang, entah di mana
keikhlasann
ya.

Maka saat merasakan
kekecewaan dan kelelahan kerana
perkara yang dilakukan tidak
sepenuhnya berlandaskan keikhlasan,
padahal Allah tidak pernah menanyakan
hasil. Dia akan melihat kesungguhan
dalam berproses.

Surat ini kutujuk
an pula untuk jiwaku
serta jiwa sahabat-sahabat tercintaku
yang mulai lelah me
napaki jalanNya
ketika seringkali mengeluh, merasa
dibebani bahkan terpaksa untuk
menjalankan tugas yang sangat mulia.
Padahal tiada kesakitan, kelelahan
serta kepayahan y
ang dirasakan oleh
seorang hamba melainkan Allah akan
mengampuni dosa-dosanya.

Surat ini kutujukan untuk roh-k
u dan
roh sahabat-sahabat tercintaku yang
mulai terkikis oleh dunia yang menipu,
serta membiarkan f
itrahnya tertutup
oleh maksiat yang dinikmati, lalu di
manakah kejujuran diletakkan?

Dan kini
terabailah sudah nurani yang bersih,
saat ibadah hanyalah sebagai rutin
belaka, saat jasmani dan fikiran
disibukkan oleh dunia
, saat wajah
menampakkan kebahagiaan yang penuh
kepalsuan. Cuba lihat disana! Hatimu
menangis dan meranakah?

Surat ini kutujukan untuk diriku dan
diri sahabat-sahabat tercintaku yang
sombong, yang terkadang bangga pada
dirinya sendiri. Sungg
uh tiada satupun
yang membuat kita lebih di hadapanNya
selain ketakwaan. Padahal kita
menyedari bahawa tiap-tiap jiwa akan
merasakan m
ati, namun kita masih
terjebak terus dengan kefanaan.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan
hati sahabat-sahabat tercintaku yang
mulai mati, saat tiada getar ketika
asma Allah disebut, saat tiada sesal
ketika kebaikan berlalu begitu sahaja,
saat tiada rasa takut padaNya ketika
maksiat dilakukan, dan tiada merasa
berdosa ketika menzalimi diri sendiri
dan orang lain.

Akhirnya surat ini kutujukan untuk
jiwa yang masih memiliki cahaya
meskipun sedikit, jangan biarkan
cahaya itu padam. Maka terus kumpulka
n
cahaya itu hingga ia dapat menerangi
wajah-wajah di sekeliling, memberikan
keindahan Islam yang sesungguhnya
hanya dengan kekuatan dariNya "

Ya..Allah yang maha membolak-balikkan
hati, tetapkan hati ini pada agamaMU,
pada taat kepadaM
u dan dakwah di
jalanMu "

Wallahu'alam bisshawab

Semoga dapat membangkitkan iman yang
sedang mati atau jalan di tempat,
berdiam diri tanpa ada sesuatu
amalanpun yang dapat dikerjakan.
Kembalikan semangat itu sahabat-
sahabat tercintaku.. ... Ada Allah dan
orang-orang beriman yang selalu
menemani di kala hat
i "lelah".


Hayati Kehidupan ini~

KENYATAAN HIDUP DISEBALIK PERMAINAN INI.

Seorang guru wanita sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam. Guru itu berkata, "Saya ada satu permainan... Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pemadam. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat pemadam ini, maka katalah "Pemadam!"Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika saya angkat pemadam, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun,mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok. Selang beberapa saat, permainan berhenti.

Sang guru tersenyum kepada murid- muridnya. "Murid-murid, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membezakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi kerana terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya. Musuh- musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan ketika.

"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend,hiburan yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik kini menjadi suatu gayahidup dan lain lain." "Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, anda sedikit demi sedikit menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan kemaksiatan. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham cikgu..."

"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan."Cikgu ada Qur'an,cikgu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada ditengah tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berpikir . Ada yang mencuba alternatif dengan tongkat,dan lain-lain. Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet."Murid- murid,begitulah ummat Islam dan musuh- musuhnya. ..Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak anda dengan terang- terang. ..Kerana tentu anda akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sadar.

"Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina tapak yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn tapaknya dulu, tentu saja hiasan- hiasan dinding akan dikeluarkan dulu,kerusi dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu satu persatu, baru rumah dihancurkan. .."
"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghentam terang-terangan, tapi ia akan perlahan- lahan meletihkan anda. Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan."

"Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh kita... "


Andaiku Tahu...


andai kutahu...
ini rasanya menyayangi
ini rasanya merindui
pasti takkan kubiar masa lalu terbiar kosong
disulam angan dan penantian tak pasti
pasti kusambut kasih dan sayang
pasti kujalin rindu di tangkai hati
biar kukuh tersemat tidak lari

andai kutahu...
hebatnya kasih yang Kau beri
takkan kubiar Kau pergi

kasihku...
rindu yang hadir tak bisa ku usir jauh....
makin diusir...kian hampir ia mendekat...
kadangku lelah...menahan rindu
tapi kusedar...manisnya rindu ini...
mana mungkin kulepas ia berlalu
kerana rindu ini...
hanya padaMu....Ya Rabbul 'alamin..... <3


al-Hikmah panduan hidup Muslim (=


Bismillahirrahmanirrahim..

Assalamualaikum w.b.t.


Hikmah 1

1. Tiga perkara yang mesti dijauhi:

Telah bersabda Nabi Muhammad saw yang bermaksud :
" Barang siapa yang bangun di waktu pagi sambil bersungut kerana kesusahan hidup, maka seolah-olah ia bersungut kerana perbuatan Tuhannya. Barang siapa menjadi sedih kerana perkara-perkara dunia bererti ia telah marah kepada Allah. Dan barang siapa merendahkan dirinya kepada orang kaya kerana kekayaanya maka telah hilang dua pertiga agamanya."

2. Empat perkara yang berharga dalam diri manusia:

Telah bersabda Nabi Muhammad saw yang bermaksud:

"Ada empat macam yang berharga dalam diri manusia dan ia boleh hilang dengan empat sebab. Adapun yang berharga itu ialah akal, agama, malu dan amal soleh. Maka akal boleh hilang disebabkan marah. Agama boleh hilang disebabkan dengki. Malu boleh hilang disebabkan tamak dan amal soleh boleh terhapus disebabkan suka menceritakan keburukan orang lain."


Hikmah 2

1. Lima macam yang dicintai dan lima perkara yang dilupakan:

Nabi Muhammad saw telah bersabda yang bermaksud : "Akan datang satu masa umatku, ketika itu mereka mencintai lima macam dan melupakan lima perkara iaitu : Mereka mencintai kepada dunia dan lupa kepada akhirat. Mereka mencintai kepada kehidupan dan lupa kepada kematian. Mereka cinta kepada istana dan lupa kepada kuburan. Mereka cinta kepada harta dan lupa kepada perhitungan di akhirat. Dan mereka cinta kepada makhluk dan lupa kepada Allah."

2. Cantiknya iman dan amal soleh:

Pernah diriwayatkan bahawa Nabi Muhammad saw ada bersabda yang bermaksud:

"Ada dua macam yang tidak ada sesuatu yang lebih baik dari keduanya: Beriman kepada Allah. Memberi manfaat kepada muslimin. Dan ada dua macam yang tidak ada sesuatu yang lebih buruk dari keduanya : Mensyirikkan Allah. Menyakiti kaum muslimin."


Hikmah 3

1. Jalan untuk dicintai orang yang dicintai:

Dari Usman ra yang bermaksud : "Siapa yang meninggalkan dunia, dia akan dicintai oleh Allah SWT. Siapa yang meninggalkan perbuatan dosa, dia akan dicintai oleh para malaikat. Dan siapa yang membuang sifat tamaknya terhadap kaum muslimin maka dia akan dicintai oleh mereka."

2. Tiga yang menyelamatkan, tiga yang membinasakan, tiga yang boleh mengangkat darjat dan tiga pula yang boleh menghapuskan dosa:

Dari Abu Hurairah ra, bahawa Nabi Muhammad saw telah bersabda yang bermaksud "Ada tiga hal yang boleh menyelamatkan, ada tiga hal yang boleh membinasakan, serta ada tiga perkara yang dapat meninggikan darjat dan ada tiga perkara pula yang menghapuskan dosa. Ada pun yang boleh menyelamatkan itu ialah : Takut kepada Allah SWT pada masa bersembunyi dan berterang-terangan. Berjimat dalam keadaan miskin dan kaya. Tetap adil ketika senang dan marah.

Ada pun hal-hal yang boleh membinasakan ialah : Amat bakhil. Memperturutkan nafsu. Merasa hairan melihat kehebatan dirinya. Dan ada pun perkara-perkara yang meninggikan darjat : Menyebarkan ucapan salam. Suka memberi makan. Melaksanakan solat di waktu malam ketika orang-orang sedang nyenyak tidur. Sedangkan hal-hal yang mampu menghapuskan dosa ialah : Tetap menyempurnakan solat di tengah-tengah malam yang amat sejuk. Melangkah kaki ke tempat di adakan solat jemaah. Suka menunggu kedatangan solat."


Hikmah 4

1. Enam perkara yang asing bila berada di enam tempat:

Telah bersabda Rasulullah saw, yang bermaksud: "Enam perkara yang dipandang asing di enam tempat, iaitu : Masjid adalah asing di kalangan orang-orang yang tidak sembahyang di dalamnya. Al-Quran adalah asing di rumah orang-orang yang tidak mahu membacanya. Al-Quran juga adalah asing di dalam hati orang-orang yang fasik (iaitu orang-orang yang tidak mahu mengamalkan isinya. Seorang muslimah yang soleh dipandang asing di sisi lelaki yang zalim, yang buruk perangainya. Lelaki muslim yang soleh adalah asing di samping perempuan yang hina, yang buruk akhlaknya. Dan orang alim adalah asing dikalangan kaum yang tidak mahu mendengar nasihatnya." Kemudian Nabi Muhammad saw bersabda: " Sesungguhnya Allah SWT tidak akan memandang mereka di hari kiamat dengan pandangan kasihan."

2. Hati perlukan sinar ilmu sebagaimana tanah memerlukan siraman air hujan:

Rasulullah saw telah berpesan, yang bermaksud : " Mestilah kamu selalu duduk dekat orang-orang alim dan mendengar cakap ahli-ahli hikmah kerana sesungguhnya Allah SWT menghidupkan hati yang mati dengan nur hikmah (sinar ilmu) sebagaimana Dia menghidupkan tanah yang mati dengan siraman air hujan".


Hikmah 5

1. Menuju kesempurnaan akal, ilmu dan sumber rezeki:

Umar ra berkata yang bermaksud : "Pandai mengasihi orang setengah daripada akal. Pandai bertanya setengah daripada ilmu dan pandai merancang setengah daripada sumber rezeki".

2. Tiga jenis manusia yang akan mendapat perlindungan Allah SWT di hari Kiamat:

Telah bersabda Nabi Muhammad saw yang bermaksud: " Ada tiga orang yang akan diberi perlindungan oleh Allah SWT di hari kiamat nanti : Orang yang tetap berwuduk pada waktu-waktu yang sulit. Orang yang berjalan ke masjid untuk menunaikan solat pada malam-malam yang gelap iaitu solat Maghrib dan Isyak. Orang yang suka memberi makanan kepada orang yang kelaparan."


Hikmah 6

1. Sunnah Allah, sunnah para rasul-Nya dan sunnah para wali-Nya:

Dari Ali ra yang bermaksud: "Siapa yang tidak ada padanya sunnah Allah dan sunnah para rasulnya dan sunnah para walinya, maka dia dipandang tidak ada nilai sedikit pun. Lalu dia ditanya: Apakah sunnah Allah itu? Jawabnya, menyembunyikan rahsia. Lalu dia ditanya lagi: Apakah sunnah rasul? Jawabnya, berlaku lembut di antara sesama manusia. Kemudian dia ditanya lagi: Apakah sunnah para wali. Jawabnya, menjauhkan gangguan dari kaum muslimin".

2. Orang-orang yang dahulu yang hidup sebelum kita mereka saling berpesan tentang tiga perkara dan saling kirim mengirim sebagai nasihat : Siapa yang beramal untuk akhirat, maka Allah mencukupkan baginya akan perkara agamanya dan perkara dunianya. Dan siapa yang membaguskan niatnya yang tersembunyi, maka Allah membaguskan keadaannya yang nyata.

Dan siapa yang memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah memperbaiki hubungannya dengan semua manusia.


Ikhtibar Untuk Kita Semua

Dibawah ini ada satu cerita buat renungan kita bersama...

Disatu perkampungan bernama Al-Manzalah di bandar Mansurah Mesir baru-baru ini lahirlah seorang bayi. Dengan kehendak Allah bayi tersebut lahir dalam keadaan telapak tangannya yang bercantum. Berusahalah doktor untuk memisahkannya, tetapi tidak berjaya. Maka hebohlah di kampung tersebut sehingga orang ramai datang untuk memberikan pertolongan. Akhirnya seorang penduduk mencadangkan agar dipanggil ulamak untuk membantu. Setelah didoakan dan dijampikan oleh ulamak tersebut, maka telapak tangan bayi tersebut boleh dibuka. Satu peristiwa yang menghairankan berlaku iaitu sebaik sahaja telapak tangan itu dibuka, terpamparlah sepotong ayat Al-Quran Surah Al-Qomar (pangkal ayat 1) di telapak tangan bayi tersebut. Ayat tersebut bermaksud : " Telah hampirlah saat itu ( hari kiamat ) ". Orang ramai yang hadir pada masa tersebut mendapat satu iktibar yang sangat berguna yang boleh menginsafkan sesiapa sahaja yang beriman agar segera kembali kepada cara hidup yang diredai oleh Allah SWT, selagi ada kesempatan yang diberi.

Nauzubillahi Min Zalik...


Wallahu'alam... kongsi yang baik2 je (=

Di Kala Rasa Lemah itu Menjengah


Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Memang.

Rasa lemah itu kadangkala menyapa diri.

Ujian-ujian yang datang bertimpa-timpa, kadang kala membuatkan kita rebah dan tersungkur.

Terkadang, cukup satu ujian yang menerpa. Namun, beratnya sudah cukup membuat kita hilang arah.

Jika kita berjaya bangun, dan kembali menyusun langkah, alhamdulillah.

Namun, kadang-kadang kejatuhan yang kita alami itu seakan-akan merenggut segala daya dan upaya kita. Tenaga yang masih bersisa hilang entah ke mana, lantaran harapan buat hari esok yang semacam tiada.

Lalu, masihkah ada sinar harapan buat kita bangkit kembali?

Bagaimana kita menyingkapinya?

Saya percaya, menyuruh orang bersabar tatkala diuji itu jauh lebih mudah, berbanding diri sendiri yang menghadapinya.

Benar. Memang tidak dapat dinafikan. Saya pun pernah berada dalam kondisi itu. Di kala, kata-kata motivasi yang kita sering laung-laungkan kepada orang lain juga ada masanya seakan tidak punya kesan terhadap diri. Keyakinan yang selama kita ini kita pegang pun mampu tergoyah kembali.

Maka di sini, kita dapat melihat kepentingan saling nasihat-menasihati kepada kebenaran dan kesabaran, yang ditekankanNya melalui surah al-Asr.

Seringkali, kata-kata tulus mereka itu jualah yang menyembuhkan semangat diri.

Namun bukan itu yang saya mahu sentuh di sini. Dalam konteks diri kita sendiri, bagaimana seharusnya kita berdepan dengan ujian itu. Bagaimanakah caranya untuk kita memotivasikan diri sendiri?

Ok. Perkara ini kita perlu faham dengan jelas, supaya tatkala kita diuji nanti mudah-mudahan perkongsian ini turut mampu membangkitkan kita kembali.

Mulakanlah dengan bersangka baik kepada Allah dalam apa jua perkara.

Bersangka baiklah.

Yakinlah, Dia tidak menciptakan sesuatu ujian atau bencana itu, hanya dengan sia-sia. Pasti punya hikmah di sebalik peristiwa yang menimpa.

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." - [Surah Al-Baqarah, 2: 216]

Kemudian, sertai kepositifan tadi (bersangka baik) dengan bersabar. Inallaha ma'as sobirin.Kerana sesungguhnya, Allah itu berserta dengan mereka yang sabar.

Sabar.

Dan kelak, kesabaranmu itu pasti akan membuahkan hasil yang bermanfaat. Agar kemudiannya kau dapat merenung kembali hikmah yang Dia susunkan itu, sambil dirimu tersenyum.

Kesilapan kita.

Ada masa kita silap.

Kita rasakan yang kita ini sudah cukup kuat, bagaikan kita ini telah kebal dari sebarang titik-titik kelemahan.

Terkadang, kita rasakan bahawa kita mampu berdiri sendiri sehinggakan kita fikir semua ujian yang datang kepada kita itu, mampu untuk kita selesaikan seorang diri.

Tidak. Saya tidak salahkan kemahuan kita untuk hidup berdikari.

Namun, kita sering lupa bahawa hakikatnya, kita ini hanyalah makhlukNya yang serba lemah dan kekurangan. Mampukah kita menanggung semua ujian itu dengan sendirinya tanpa sebarang bantuan?

"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, kerana manusia diciptakan (bersifat) lemah." - [Surah An-Nisa', 4: 32]

Ya. Manusia itu sifatnya tidak akan mampu berdiri dengan sendirinya; jika tidak dia memperoleh kekuatan itu dari Allah.

Bukankah ujian itu datangnya dari Allah? Maka, kepada siapa lagi harus kita kembalikan jika tidak kepada Dia Yang Maha Kuasa?

Namun, silapnya pada kita.

Kita sering menyombongkan diri untuk bersimpuh memohon pertolonganNya.

Kita merasakan diri kita sudah lengkap sempurna. Kuat, berkuasa.

Sedangkan hakikatnya, kita sedikit tidak punya daya jika Dia tidak mengizinkannya.

Wujudnya saat muhasabah.

Manusia jarang sekali mahu bermuhasabah diri. Tatkala disentap dengan ujian yang berat barulah wujud saat mereka kembali berfikir apakah salah silap mereka selama ini. Itupun jikalau mereka sedar.

Maka, salah satu hikmah dari ujian adalah wujudnya masa kita untuk bermuhasabah.

Masa untuk kita merenung kembali sejauh mana kehidupan ini telah dibawa.

Adakah kita masih berada pada landasan yang benar?

Hikmah dari muhasabah ini akan membawa kita melihat dan memikirkan pula hikmah-hikmah yang lain dari ujian tadi.

Baik.

Apakah hikmah yang ingin Dia tunjukkan kepada kita melaluinya?

Manusia itu selalu bersifat lupa diri tatkala diberi nikmat. Namun, tatkala kita diuji dengan sedemikian rupa, barulah kita bersegara kembali mencariNya. Sungguh-sungguh kita mohon padaNya agar dipermudahkan segala kesulitan yang ada. Sedang selama ini, hendak mengingatiNya sebentar pun terasa berat. Astagfirullah, hamba jenis apakah kita ini?

"Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdo'a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas apa yang mereka kerjakan." - [Surah Yunus, 10: 12]

Maka, di situ punya hikmah untuk sama-sama kita renungkan.

Bersangka baiklah kepada Allah atas ujian yang menimpa kita.

Dia mahu kita kembali kepadaNya.

Dia mahu kita selamat di 'sana'.

Dia mahu kita merenung sebentar dan bermuhasabah kembali.

Sekarang, jawab dengan hati kita. . .

Benarkah selama ini kita telah meletakkan Dia sebagai matlamat hidup kita?
Atau tanpa sedar kita meletakkan perkara-perkara lain (nikmat-nikmat yang Dia tarik itu mungkin) sebagai tujuan hidup yang mesti kita capai?

Benarkah kita telah meletakkan pergantungan kita sepenuhnya kepadaNya?
Atau mungkin, kita meletakkan pergantungan kita kepada 'tuhan-tuhan' lain (manusia-manusia lain atau diri sendiri) lebih, berbanding Dia Yang Maha Sempurna?

Moga-moga, hati-hati yang bersih itu mampu memberikan jawapan yang jujur.

Kerana saya yakin, pasti semua tahu, bahawa apabila kita sudah mengakui Allah itu sebagai Tuhan kita, seharusnya hanya Dialah yang menjadi matlamat utama hidup kita. Dan hanya kepadaNya jualah tempat kita bergantung segala.

Dan perkara-perkara lain yang 'terkorban' (ketika diuji) itu, tidak lain hanyalah salah satu kurnia dariNya dan juga sebagai ujian pembuktian keimanan manusia.

Seharusnya ia tidak mampu menggoyah matlamat hidup serta keyakinan kita.

Selama ini, adakah itu cara kita melihat?

Penutup: Kembali sedar matlamat dan peranan hidup

Kembalilah menapak bersama matlamat dan hala tuju yang jelas.

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mengabdikan diri kepadaKu." - [Surah Ad-Dzariyat, 51: 56]

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Aku hendak menjadikan khalifah di bumi". Mereka berkata, 'Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merosak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami sentiasa bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?' Dia berfirman, 'Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'" - [Surah Al-Baqarah, 2: 30]

Manusia itu seharusnya sedar, bahawa tujuan dia tercipta di muka bumi ini adalah untuk menghambakan diri kepadaNya (melaksanakan tanggungjawab dan perintahNya, serta meninggalkan laranganNya).

Manusia itu sewajarnya sedar peranan yang perlu dia mainkan di muka bumi ini ialah sebagai khalifah; yakni dengan memakmurkan muka bumi, serta membawa manusia kembali kepada Allah, satu-satunya 'Illah' (Tuhan) seluruh semesta.

Setelah kesedaran, kefahaman, dan keyakinan tadi mendasar, semua permasalahan tadi pasti akan tampak lebih mudah. InshaAllah.

Wajar sahaja kita merasa sedih tatkala diuji, kerana itu merupakan lumrah seorang manusia. Namun, amatlah tidak wajar untuk kita merasa kecewa dan berputus asa. Sekaligus, kita tidak akan sesekali memanjangkan kesedihan yang dirasa.

Ya. Ia adalah atas keyakinan kita bahawa Allah itu Tuhan yang menciptakan segala.

Memperhambakan diri kepadaNya merupakan tujuan hidup kita.

Dan pasti, Dia tidak menciptakan sesuatu sia-sia, melainkan ada hikmahnya.

Jika kita sudah sedar akan perkara ini, maknanya, hikmah dari ujian itu seharusnya sudah nampak. Kebangkitan yang ditunggukan-tunggukan itu juga seharusnya sudah dimulakan langkahnya.

Wahai diri,

Kali ini. . .

Letakkan Dia 'bersama' ketika kamu menapak.

Dan pasti, jalan penyelesaian itu akan mula kelihatan.

" ... Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, nescaya Dia akan membukakan jalan keluar bagiNya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, nescaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusanNya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." - [Surah At-Talaq, 65: 2-3]

(mawaryangtinggi, 21 Feb. 2011-iluvislam.com)